DaerahPemerintahan

Statement Walikota Serang Banyak Disayangkan Oleh Ketua Forum dan Para Ketua Rt/Rw

246
×

Statement Walikota Serang Banyak Disayangkan Oleh Ketua Forum dan Para Ketua Rt/Rw

Sebarkan artikel ini

KOTA SERANG, Sidik-Berita.Com- Menyikapi hasil audensi Walikota dengan Forum Silaturahmi RT RW Kota Serang di Setda lantai 1, Puspemkot Serang, Kota Serang, Jumat 14 Maret 2025, ada sebagian statement dari Budi Rustandi selaku Walikota yang mengatakan, ” Mengingatkan kepada seluruh Ketua Rukun Warga (RT) dan Rukun Warga (RW) se Kota Serang agar jangan mempersulit warga yang mengurus administrasi.

Ketua RT RW sebagai ujung tombak pemerintahan dalam menjalankan administrasi dan mendukung pembangunan kota.

RT dan RW harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai aturan yang berlaku. Jangan ada yang mempersulit warga dalam mengurus berkas, tetapi prosedur tetap harus dijalankan dengan benar,” ini sebagian penggalan himbauan dari Budi Rustandi.

Dalam hal ini, apabila Walikota terjun ke lapangan bagaimana suka-dukanya sebagai pengurus Rt/Rw dalam menjalankan kewajiban sebagai ketua Rt/Rw disaat membutuhkan bantuan tenaga, pikiran dan kerjasamanya dalam segala hal kepada warganya, tidak selalu berjalan mulus.

Statement Walikota tersebut merespons banyak tanggapan pro-kontra diantara para pengurus, akan tetapi bila diukur akan lebih banyak yang kontra pendapat. Karena kenyataanya justru menjadi kebalikan dari statement-nya.

Hasan selaku Ketua Forum Rt/Rw Banjarsari menyayangkan statement Budi Rustandi saat audien dengan Forum Silaturahmi Rt/Rw Kota Serang. Menurut Hasan, justru malah sebaliknya ada para ketua Rt dan Rw hususnya di Kelurahan Banjarsari yang dipersulit oleh warga seperti, himbauan untuk ronda saja sulitnya setengah mati, untuk gotong-royong juga banyak yang abai, untuk merapikan jalan lingkungan jangan sampai memakan badan jalan juga sangat sulit ditertibkan. Yang lebih parah dan tidak beretika lagi ada sebagian warga yang membuang sampah sembarangan, padahal sudah seringkali diperingati dan ada tempatnya yang disediakan kalau mau buang sampah. Terkadang ada juga yang sempat buang sampah bekas bangunan, bekas kenduri yang dibuang ke irigasi, sudah barang tentu itu akan mengakibatkan banjir apabila turun hujan.
“Iya, itu statement Pak Budi selaku walikota seharusnya ngumpulin kita-kita dulu semua, apa yang menjadi kendala sebagai ketua Rt/Rw selama ini?, ” kata Hasan, pada Sabtu 15 Maret 2025.
“Mungkin saja bagi ketua Rt/Rw yang kerjanya hanya tidur saja, ngurus kepentingan pribadinya saja, atau tidak peduli terhadap warga dan lingkunganya. Artinya disini bukan berarti semua Ketua Rt/Rw tidak sama dengan apa yang dikatakan oleh Pak Walikota, tapi saya setuju apabila ada warga yang mau bikin apapun harus terlebih dahulu minta surat keterangan dari Rt dan di ketahui Rw, jangan selonong boy ke kelurahan dan pihak kelurahanpun jangan mau menerimanya begitu saja, “lanjutnya.

Bahkan menurut informasi yang diperoleh ada beberapa pengurus Rt/Rw yang ahirnya sedikit apatis terhadap lingkunganya, karena saking susahnya mengajak warga untuk dapat bekerjasama dalam segala bentuk kegiatan.

Ada kalanya ketika pengurus Rt/Rw pernah diundang untuk menghadiri rapat dari Kesbangpol, dan salah satu point dalam acara tersebut ketua Rt/Rw harus melaksanakan kegiatan ronda kepada warganya untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi pada sebuah komplek perumahan yang notabene hidupnya pada masing-masing, disitu harus waspada terutama terhadap pendatang yang sifatnya hanya ngontrak dan tidak lapor ke Rt setempat. Dikhawatirkan mereka merencanakan sesuatu yang negative atau kontrakkan tersebut dijadikan sarang penjualan narkoba. Itu salah satu isi dalam rapat dengan Kesbangpol, akan tetapi ketika diterapkan/dilaksanakan himbauan tersebut, warga kebanyakan enggan melakukan ronda. Maka dalam hal ini mana yang mempersulit, ketua Rt/Rw atau siapa? Belum lagi dengan honor yang 300ribu/bulan yang menurut mereka para pengurus Rt/Rw terkadang tekor apabila banyak kegiatan. ***(Red-SiBer)