PANDEGLANG, Sidik-Berita. Com-Warga Rt 07 Rw 05 Desa Dahu Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Banten pasrah, saat ratusan warga antri mengambil uang bantuan ke kecamatan, mereka sendiri malah selalu menjadi penonton setia.
Sarti ibu dari 4 orang anak dan suami Muhit pasrah tak berdaya, “Yaa pak mau bagaimana lagi, jika melihat para warga yang sedang berantri ambil bantuan, suami selalu keluh kesah,” ungkap Sarti.
Sarti sendiri bekerja sebagai buruh pembuat emping, dan pekerjaan suami sekarang yang di jalaninya sebagai pekerja serabutan. Selama bertahun tahun tak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah,”dari dulu saya tak pernah mendapatkan bantuan apapun, baik dari desa maupun dari pemerintah daerah. Apalagi dari pusat pak,” jelas Sarti sambil menumbuk bakal emping.
Dengan menerima upah setiap pembuatan buruh emping, Sarti menerima uang sebesar 25-30 ribu perhari, “yaa kadang lumayan pak dengan upah yang ada kami bisa membantu suami, untuk kebutuhan sehari hari. Maklum suami kerja serabutan,” terang Sarti.
Masih kata Sarti keluarganya pernah mendapatkan bantuan BLT tahun kemarin, “Tahun kemarin memang kami mendapatkan blt dari pemerintah, itu juga ada yang membantu, hingga saya mendapat bantuan blt. Namun sebelumnya mana ada pak, sudah ganti berapa kepala desa,” tutur Sarti.
Kehidupan Sarti juga sangat miris, dengan rumah yang tak layak huni, sambil menafkahi ikut membantu suami dengan caranya sendiri,”kami masih merasa bersyukur saja, sudah bisa makan juga, namun kami juga sama pak warga desa sini, dan melihat ketidak adilan disini, coba bapak lihat dan perhatikan saat pembagian. Dan datangi kerumahnya, apakah mereka layak semua mendapatkan bantuan,” keluh Sarti kepada wartawan Senin 03/02/2025.
Ibu dari 4 anak ini tergolong sangat prihatin, rumah yang sebagian berdingding bilik dan beralaskan tanah. Satu keluarga ini menjalaninya dengan rasa syukur, sehingga banyak rekan sejawatnya merasa iba,” dulu pernah ada yang datang juga mendata, namun yaa pak hanya sebatas mendata. Tak ada tindak lanjutnya,” terang Sarti
Muit suami dari Sarti juga menuturkan,” mau bagaimana lagi pak, kami orang kecil, yang hanya bisa pasrah, melihat orang yang berantri mengambil bantuan. Baik PKH dan BPNT, kami tidak punya saudara di desa makanya kami di anggap sebelah mata,” katanya.
Butuh perhatian dari berbagai pihak pemerintah terkait, agar dalam isi Undang-undang 45, bahwa kehidupan rakyat di jamin oleh Negara, dan pengamalan Pancasila dalam sila ke 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia butuh di terapkan kepada keluarga Sarti dan lainya.
Saat wartawan mengkonfirmasi kepada pejabat desa Dahu melalui WhatsApp, tidak menjawab. Bahkan saat mendatangi kantor desa juga, pejabat kepala desa tak ada ditempat.***(R.Cobra).